Senin, 18 Mei 2020

PEDULI DI TENGAH PANDEMI COVID-19




Album Kegiatan Satgas Covid-19, RW016





Pak Joko tepat tembakannya,
kena kaca mata tuh,..( Team RT05)

Team RT03, rekrutmen member yang
cerdik pak RT,..




Team RT03 diwakili anak Kartar,.
( Mas Bagus Baju Merah )

Bapak Jaka (Penasehat RW016 ) turun gunung,
didampingi Pak RT05, dan Sekretaris Covid-19 H Ismail  .
weeit!! jgn deket-deket ya??
takut ya bu??


Team Perwakilan RT04 ( Mejeng dulu ah,.....)


Baju safety lengkap RT 02  (ganteng juga ya??)



Berhubung hari ini terkhir, penjagaan Satgas, kenangan RT01
yang telah melaksanakan tugas-tugasnya selama ini, untuk
mendampingin RT05, Bravo RT05,..


Team RT09 diwakili Ibu-Ibu
 ( Pak Abow kemana emang??)

Team Woles RT05


 Tidak ada yang pernah menduga, pada semester pertama tahun ini dunia dihebohkan dengan Pandemi Covid-19. Awal tahun yang biasanya diliputi oleh semangat optimisme dalam mewujudkan resolusi tahun baru, seakan menjadi awal dari rasa pesimis dalam menjalani tahun ini.

 Akibat dari Covid-19 sudah kita rasakan semua. Sampai dengan tulisan ini dibuat, sudah lebih dari 1000 jiwa rakyat Indonesia meninggal dunia akibat Covid-19, dan ribuan yang positif Covid-19.

Kalau kita bicara tentang korban akibat Covid-19secara umum, maka tidak hanya korban berupa kehilangan nyawa, tetapi juga ada dampak lain dari Pandemi Covid-19 ini. Dampak lain yang mulai muncul seiring dengan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai wilayah, adalah munculnya rasa was-was, putus asa, serta ketakutan menghadapi masa depan, rasa was-was dan rasa takut menghadapi virus serta takut kehilangan penghasilan. Rasa takut yang dirasakan sebagian masyarakat Indonesia bahkan telah menjadi kenyataan yaitu dengan berkurangnya penghasilan bagi masyarakat yang bekerja secara informal, bahkan bagi pekerja formal juga mengalami hal yang sama berupa pemotongan gaji dan Pemutusan Hubungan Kerja. Di sisi lain, negara yang semestinya hadir untuk menjamin kehidupan rakyatnya, terlihat lamban dalam mengatasi masalah ekonomi rakyat.

Berkurangnya penghasilan bagi sebagian masyarakat akibat Covid-19 akhirnya menimbulkan ungkapan baru: “tidak mati karena corona, tapi mati karena tidak punya makanan”.

Lalu bagaimana sikap kita menghadapi dampak Covid-19 ini?

Dalam menghadapi Covid-19 ini, ada beberapa hal yang bisa menjadi pegangan kita dalam bersikap, yaitu:

  1. Meyakini bahwa kematian sudah ditentukan waktunya oleh Allah kepada orang-orang yang memang sudah ditentukan. Demikian juga dengan rizki, Allah telah menentukan rizki kita masing-masing, berapa besar dan kapan diperoleh. Tugas kita adalah berikhtiar agar terhindar dari kematian akibat Covid-19 dengan cara menjaga kesehatan dan menjalankan protokol Covid-19 serta berikhtiar menjemput rizki. Keyakinan ini tidak boleh hanya sekadar yakin saja tetapi tanpa ikhtiar dalam mencegah penyebaran Covid-19 dan bermalas-malasan dalam menjemput rizki;
  2. Berdoa agar kita selalu dilindungi dari wabah Covid-19 berikut dampaknya dan berdoa agar Pandemi segera berakhir;
  3. Meningkatkan empati dan kepedulian terhadap sesama;

  1. Bagi masyakarat yang masih memiliki penghasilan atau harta yang cukup, dapat mewujudkan empatinya dalam bentuk memberikan donasi, sedekah atau infak untuk warga yang terkena dampak ekonomi akibat Covid-19, disamping juga memberikan bantuan tenaga
  2. Bagi masyarakat yang saat ini mengalami kesulitan ekonomi, dapat mewujudkan kepeduliannya disaat senggang dengan cara membantu proses pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungannya
4. Meningkatkan rasa sabar dalam menghadapi musibah. Rasa sabar sangat diperlukan, karena    dengan kesabaran, kita dapat berpikir tenang untuk mengerjakan langkah selanjutnya; dan
5. Tawakal. Tawakal artinya menyerahkan semua keputusan kepada Allah setelah kita menjalani ikhtiar. Sikap tawakal sangat penting karena sikap ini menunjukan sikap rendah kita dihadapan Allah.

Empati dan Peduli di lingkungan RW 16

Dari 5 (lima) sikap di atas, satu hal yang penulis soroti dalam tulisan ini adalah sikap empati dan peduli terhadap sesama, khususnya di lingkungan RW 16 Permata Regensi Bekasi.

Menghadapi Covid-19, warga RW 16 tidak timggal diam, tidak hanya meratapi pandemi, tetapi dengan semangat gotong royong tinggi menghadapi pandemi ini. Hal-hal yang perlu diapresiasi atas peran serta warga adalah, antara lain:

  1. Pengumpulan donasi dari warga, baik tingkat RT maupun RW, untuk pembelian sembako yang didistribusikan kepada warga RT yang bersangkutan, bagi warga yang terkena dampak Covid-19
  2. Penyemprotan disinfektan baik yang dilakukan tingkat RT maupun RW hasil swadaya warga;
  3. Pembentukan Satgas Covid-19 Tingkat RW yang bertugas mendata kondisi kesehatan dan ekonomi warga dan melakukan deteksi dini melalui pos pemeriksaan suhu tubuh
  4. Melakukan pemeriksaan suhu tubuh orang yang memasuki lingkungan RW 16
  5. Program sedekah gantung, yaitu warga yang bersedekah menggantung bahan makanan di tempat yang ditentukan, dan bagi warga yang membutuhkan tinggal mengambil saja

Kita patut bersyukur dan berbangga hati atas peran serta warga RW 16 dalam menyikapi Pandemi Covid-19 ini. Sikap gotong royong yang merupakan penerapan ajaran agama dan juga nilai-nilai Pancasila sangat terasa saat Pandemi ini.

Semoga Allah membalas semua kebaikan warga dengan balasan berlipat ganda, dan semoga Pandemi ini segera berakhir. Aamin.

Bekasi 18 Mei 2020

Ismail Marzuki

1 komentar:

KEGIATAN AGUSTUSAN RW 016

LATAR BELAKANG Hari kemerdekaan adalah tonggak sejarah perjuangan bangsa yang harus kita pertahankan. Selain mempertahankan kemerdekaan, k...